Thursday 23 May 2013

Puisi Jangan-jangan (Tere Liye)

Karya : Darwis Tere Liye


Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat kecantikan
Karena di mana-mana, industri komestik, industri artifisial
Dan orang2 di sekitar kita, terlalu sibuk menciptakannya
Mengabaikan begitu banyak kecantikan sejati di sekitar

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat pendidikan
Karena di mana-mana, sekolah, universitas
Dan orang2 di sekitar kita, terlalu sibuk memberi nilai, pun mengejar ijasah
Lupa orang2 dulu tidak punya selembar ijasah
Tapi ilmunya menerangi dunia hingga hari ini

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat politik
Karena di mana-mana, partai, penguasa, kader
Dan orang2 di sekitar kita, terlalu sibuk mengejar kekuasaan
Menang, menang dan menang
Lupa, meskipun kalah, politik tetap bisa mulia dan bermanfaat

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat cinta
Karena di mana-mana, buku, film, kisah2
Dan orang2 di sekitar kita, terlalu sibuk berbunga-bunga indah bicara cinta
Lupa, cinta sejati baru terbukti justeru saat kesedihan dan beban hidup datang
Kasih sayang sesungguhnya terbukti ketika kepercayaan dan komitmen sedang diuji

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat kerja keras
Karena di mana-mana, di mana-mana, kita lebih suka jalan pintas
Ingin cepat, kalau bisa besok pagi sudah kaya, sudah terkenal
Lupa, bahwa sesuatu yang mudah datangnya, akan mudah pula perginya

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat waktu
Karena di mana-mana, semua orang bersantai dengan gagdetnya
Sibuk dengan keajaiban teknologi
Dan kita melupakan, sebagian besar waktu kita terbuang sia-sia
Lupa berhitung dan semua sudah terlanjur pergi

Inilah puisi jangan-jangan
Akan panjang sekali daftarnya jika diteruskan
Maka sungguh tidak akan pernah merugi
Orang2 yang selalu meng-hisab dirinya setiap hari

Sunday 5 May 2013

Vacation Time : Gunung Api Purba Nglanggeran, Yogyakarta

After a long mid term yang bikin pusing.. Saatnya refreshing.. Bareng temen-temen organisasi, kita memilih Gunung Api Purba Nglanggeran sebagai tujuan wisata kita kali ini.

Apa dan dimana Gunung Api Purba ini? Apa istimewanya?


Gunung Nglanggeran ini merupakan gunung api purba berbentuk bongkahan-bongkahan batu raksasa yang terletak di desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta. Gunung ini ramai dikunjungi oleh para pendaki terutama di akhir pekan. Orang-orang ramai-ramai kemari untuk menyaksikan sunset dan sunrise yang begitu mempesona. Serta pemandangan kota Jogja yang gemerlapan di malam hari.

Saya bersama keenam teman saya berangkat dari kota Jogja hari Sabtu pukul 11 malam, sehabis menghadiri pelantikan organisasi. Tujuan kami adalah menyaksikan sunrise di Minggu pagi. Rute yang dilewati adalah jalan Wonosari, terus sampai Bukit Bintang. Tepat setelah kawasan Bukit Bintang, memasuki kawasan Patuk, belok ke kiri, mengikuti jalan. Dengan kecepatan sedang, kami tiba di sana pada pukul 12 kurang.
Setelah memarkir motor dan membeli tiket, maka dimulailah perjalanan malam kami menuju ke Puncak Nglanggeran.

Rute yang ekstrim, cuaca yang tidak menentu, kadangkala menjadi faktor penghalang utama bagi seseorang untuk dapat menikmati pemandangan yang indah dari puncak gunung. Namun, di Gunung Nglanggeran ini, walaupun sehabis hujan dan jalan yang sedikit licin, jalannya relatif lebih mudah karena jalan yang sebagian sudah berbentuk tangga-tangga. Hanya memakan waktu 15 menit kami tiba di pos yang pertama yang berbentuk lembah bebatuan.

Duduk di tepi pos pertama ini serasa duduk di tepi jurang. Aku langsung jatuh cinta sama tempat ini, di kejauhan aku bisa menyaksikan kerlip kota Jogja yang indaaaah sekali, lebih indah dari Bukit Bintang. Nilai plusnya, tidak hanya lampu kota Jogja saja yang menjadi bintangnya, namun juga Bintang di langit sana. yang WOW, sudah lama aku tidak melihat bintang sebanyak ini. Aku suka bintang. tidur menatap langit. Sudah lama aku ingin melakukannya. Maka aku puaskan saat itu, sambil bercanda dengan teman-teman.



Setelah 15 menit, perjalanan menuju Puncak dilanjutkan. Beberapa kali insiden kepeleset terjadi padaku dan teman-teman. Lelah, kaki yang pegal, menghiasi omelan-omelan kami. ahh, mungkin karena tidak pernah berolahraga. hehe.

Pukul 1 dini hari kami tiba di Puncak. Suasana malam itu sangat ramai. Di setiap sisi Puncak gunung pasti telah ada rombongan kemah sendiri-sendiri. Wah, harusnya bukan malam minggu kami mendakinya. Akhirnya kami memilih tempat yang datar dan mulai mendirikan 2 tenda, 1 tenda yang lebih besar untuk laki-laki, dan yang 1 lagi untuk kami bertiga yang wanita.



Yang paling menyebalkan dari acara kemping adalah, Kamu Lupa Bawa Gas. Yaah, kompornya dibawa, tapi tidak dengan gasnya. Menyebalkan bukan?? Mau bikin api unggun, tentu saja sulit karena kayu-kayu pasti basah karena sorenya hujan. Akhirnya kopi dan mie tidak jadi dimasak. Tinggallah kami duduk di atas banner bekas, sambil main kartu, dan terpaksa menikmati mie mentah. >___<
Namun demikian, tidak serta merta suasana menjadi tidak meriah, kami keasikan main kartu sampai akhirnya kantuk mendera. Kami masuk ke tenda sekitar pukul setengah 4 pagi.

 
Pukul 5 pagi kami bangun dan duduk di tepian jurang menikmati karya Allah yang luar biasa. Sayang sekali tak seperti Gunung Merbabu dan Semeru, dimana saat pagi hari kamu akan merasa seperti di atas awan. Di sini tak ada lautan awan. Langit yang mendung pun menghalangi kami untuk menyaksikan matahari terbit yang konon sangat indah dari atas sini. Kekecewaan itu terbayar, seiring naiknya matahari, terlihat sedikit ia menyembul malu-malu dengan semburat cahaya kemerahannya. Indaaaah sekali. Pemandangan dari atas pun sangat menakjubkan. Terlihat danau buatan di ujung sana. Ah, setelah ini kami akan ke sana. Begitu pikirku.





Kami turun gunung pukul 7 pagi. Waktu yang ditempuh untuk turun ternyata jauh lebih cepat dibanding saat naik semalam. Hanya sekitar 15-20 menit kami telah tiba di bawah.

Dari Gunung Nglanggeran, kami tidak langsung pulang. Kami menuju ke Danau Buatan yang tak begitu jauh letaknya. Danau ini masih gersang. Jalannya pun serupa jalan di desaku. Rencananya daerah ini akan dibuat kawasan Wisata Kebun Buah Lengkeng dan Durian. Bibit-bibit buah tersebut masih kecil-kecil. Mungkin saat lain kali kami ke sini, pohon Lengkengnya sudah berbuah. ^__^




 
Dari danau, terlihat indahnya gunung api purba Nglanggeran. Woaahh, serasa berdiri menatap Grand Canyon. Hahaahahay, lebaynyaa :D
Hari beranjak siang, kami segera berkemas untuk kembali ke Jogja, Hari Senin sudah masuk perkuliahan lagi, dan dimulai lagi rutinitas mahasiswa Farmasi yang penuh dengan laporan dan laporan, praktikum dan praktikum, tetap semangUAD.. Karena liburan kali ini yang sangat berkesan.

Jogja, betapa alamnya membuatku jatuh cinta. Teman-teman yang mau berlibur ke Jogja, jangan lupa mengunjungi Gunung Nglanggeran.

Terima kasih teman-teman yang sudah menemani liburan, Mbak Upat, Buk RT, Mas Fufu, Mas Miko, Mas Andi, dan Ijot, selamat beristirahat. ^__^

dan Terima Kasih untuk pengunjung blog-ku. ANDA LUAR BIASA. :) :)